Jejak Misteri Danau Situ Burung Yang Terletak Di Bogor Barat

 


Situ Burung adalah nama danau yang kini jadi hamparan sawah dan perumahan. Pada masa lampau, Situ Burung merupakan danau alam yang menawan. Airnya tenang, jernih. Petinggi kawasan Bandung, kerap ngaso di tempat ini, sambil menikmati gamelan dan wayang. Di sana sini tampak orang mengail ikan. Suatu ketika, tragedi besar berlaku. Bau amis darah dan hawa mistik merebak, sejak saat itu. Danau pun mengering, tinggalkan bekas masa lalu yang kelabu. Kucing-kucing siluman, hantu wanita cantik, arwah gentayangan, ikan dan belut gaib, muncul menakutkan. Sesekali, terdengar suara gamelan yang entah darimana asalnya.

Cerita tentang keangkeran Situ Burung tak sebatas bibir. Itu realita. Orang-orang di sana bila ditanya soal Situ Burung selalu tersenyum penuh arti. Raut wajahnya seperti membayangkan sesuatu. Apalagi kalau bukan kisah-kisah yang saat ini masuk kategori seram. Bagi mereka, cerita-cerita semacam itu tidak aneh. Bahkan penampakan wujud mahluk dari dunia lain, bagaikan bumbu dalam kehidupan mereka. Sampai-sampai kengerian tak lagi jadi beban. Mereka sudah terbiasa dengan semua itu. H. Saidin (85), Tatang Suparman (62), H. Ambar Sulaeman (60), Hadi RM (22), Mulyana (30), Asep Taufik Rahmat (19), dan warga Situ Burung lain, memberi kesaksian.

Kawasan angker

Situ Burung adalah dataran rendah bersawah seluas 60 Ha. Secara administratif, kawasan ini masuk wilayah Desa/Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Kiri-kanan berbatasan dengan Desa Pangauban dan Cilampeni. Kebanyakan warga Situ Burung adalah bersaudara. Mereka rata-rata masih satu keluarga dari garis leluhur yang sama, atau kait mengait karena hubungan nikah. Uniknya, hampir seluruh warga Situ Burung punya cerita serupa soal misteri daerah yang didiaminya sejak berpuluh-puluh tahun lalu itu. Konon, rata-rata warga pernah mengalami peristiwa gaib. Entah melihat kucing siluman, ikan ajaib, atau hal lain sejenisnya.

Hal serupa juga kerap dialami warga pendatang. Yakni orang-orang dari luar Situ Burung yang ingin menetap di kawasan itu dan sekitarnya. Mereka pun kerap menjumpai hal-hal aneh, bahkan menakutkan. Nah, karena tak banyak tahu asal usul kawasan itu, umumnya mereka tak betah lama tinggal di sana. Meski begitu, banyak pula warga pendatang yang terbiasa dengan apa yang berlaku. Dan lambat laun mereka menjadi penduduk tetap di Situ Burung.

Karena punya riwayat panjang di masa lalu ditambah seringnya orang-orang di sana mengalami peristiwa gaib, maka kawasan itu dinyatakan angker oleh banyak orang. Tapi, tidak semua orang menganggap demikian. Ada pula yang berperilaku ceroboh dan menganggap remeh Situ Burung. Orang-orang seperti inilah, kata Mulyana, warga Situ Burung, yang sering diganggu “penunggu” Situ Burung. “Biasanya orang ini didatangi wanita berwajah cantik. Lalu ia tiba-tiba berubah wujud menjadi mahluk paling mengerikan,” kata anggota Perguruan Silat Budi Hati, Katapang, Kab. Bandung ini. “Tentu saja dia lari pontang-panting,” sambung Mulyana.

Tangan Raksasa

Daerah Situ Burung, seperti diungkap Asep Taufik Rahmat, salah seorang pemuda Desa Katapang, sarat dengan keanehan. Bagaimana tidak aneh, katanya, bila orang yang lewat Situ Burung malam hari, tiba-tiba mendengar suara gamelan wayang golek. Kejadian ini yang paling sering dialami. Asep menceritakan ketika suatu saat, rekannya sedang asik berjalan lewat Situ Burung. Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara gamelan mengalun.

Mendengar suara gamelan, dia tergoda ingin menyaksikan. “Lumayan buat hiburan,” pikirnya ketika itu. Maka dia pun berusaha mencari dimana sumber suara gamelan itu. Namun setelah dicari-cari, muasal suara tak ditemukan. Ia pun sempat beberapa kali berpapasan dengan rekan-rekan yang lain dan menanyakan keberadaan panggung hiburan wayang golek. Namun semua rekannya menggeleng dan mengatakan tak ada wayang golek di sekitar situ. “Akhirnya dia sadar kalau itu suara gamelan gaib dari tengah Situ Burung,” ujar Asep Rahmat.

Cerita-cerita ganjil seputar Situ Burung ternyata tidak sedikit. Seperti dialami Hadi (22), juga pemuda Desa Katapang. Hadi bahkan mengaku paling sering mengalami peristiwa-peristiwa gaib di Situ Burung. Umpamanya kejadian beberapa waktu lalu. Malam itu, Hadi tengah lewat di jalan kecil yang membelah Situ Burung. Tiba-tiba saja Hadi dikejutkan sebuah penampakan sesuatu yang mengerikan. Dihadapannya terpampang wujud tangan besar sekali. Seperti tangan raksasa.

Warna tangan itu hitam legam. Mulanya, Hadi terkejut, bahkan nyaris pingsan mendapati kenyataan itu. Tapi tiba-tiba saja dia sadar bila itu hanya penampakan semata. Hadi yakin mahluk menyeramkan itu tak bermaksud menyakitinya, atau membunuhnya. Benar saja, tiba-tiba terdengar suara besar di dekat telinganya. “Simkuring ayeuna nembongan ka anjeun. Eta lantaran simkuring nyaah ka anjeun. (Saya sekarang memperlihatkan diri, sebab saya sayang dengan kamu),” kata Hadi menirukan suara gaib itu.

Hadi penasaran atas apa yang dialaminya. Dia ingin tahu wujud seutuhnya dari tangan raksasa itu. Ketika kepalanya ditengadahkan ke atas, sumber tangan itu tak tertangkap mata. Hanya gelap gulita yang terlihat. Namun dari suaranya, Hadi yakin mahluk itu adalah jin yang beberapa waktu lalu juga pernah menemuinya. Sayang, tutur Hadi, kejadian itu tak berlangsung lama. “Kira-kira hanya tiga menit, lalu semuanya menghilang ditelan malam.”

Bukan hanya itu saja cerita-cerita seputar Situ Burung. H Saidin (85), sesepuh Desa Katapang yang masih buyut Ki Jenggot leluhur Situ Burung, juga punya pengalaman unik. H Saidin kerap menemukan kucing-kucing siluman berkeliaran di seputar sawah miliknya. Ketika itu H Saidin tengah mencangkul di sawah. Mulanya, beber H Saidin, seekor kucing kecil berwarna hitam muncul, entah darimana asalnya. Tiba-tiba dalam hitungan menit, muncul kucing-kucing lain dalam jumlah besar. Mereka terlihat bermain-main, ada yang berloncatan di sekitar sawah.

Waktu pertama kali mendapati kejadian itu, H Saidin tak tahu bila hewan itu mahluk gaib. Karena melihat banyak kucing, ketika itu dirinya mendekati salah seekor darinya. Namun anehnya, ketika hendak ditangkap, kucing itu tak bisa diraihnya. Kucing itu tiba-tiba menghilang, dan muncul lagi di tempat lain. “Akhirnya saya baru tahu bila itu kucing siluman, seperti pernah diceritakan orang tua saya,” tutur H Saidin kepada posmo. Menurut pria yang usianya hampir seabad ini, kucing-kucing siluman itu ada yang memimpin. “Ada ratunya yang bernama Sopal. Bila menampakkan diri, wujudnya sebesar anjing dewasa, dan warnanya hitam,” ungkapnya sambil memperkirakan muasal hewan-hewan itu dari Pelabuhan Bulan.

Pelabuhan Bulan

Keangkeran Situ Burung bukan terjadi tanpa sebab. Konon, semua itu karena sejarah masa lalu yang melingkupi. Seperti diungkap Asep Taufik Rahmat, nama Situ Burung sendiri sebenarnya juga aneh. Situ Burung, katanya, artinya danau yang tidak jadi. Hal itu disebabkan adanya kesepakatan para leluhur Situ Burung soal penguasaan mata air yang terletak di Pelabuhan Bulan. Pelabuhan Bulan adalah tanah datar yang dulu terletak ditengah-tengah danau. Di dekat Pelabuhan Bulat itu terdapat mata air, yang konon menghubungkan Situ Burung dengan Situ Patenggang. Diyakini, Pelabuhan Bulan itulah sebagai pusat mistik kawasan Situ Burung.

Danau Situ Patenggang terletak di Kecamatan Ciwidey, daerah Bandung Selatan. Atau berjarak kira-kira 30 Km dari Situ Burung ke arah selatan. Menurut kesepakatan para leluhur ketika itu, mata air Pelabuhan Bulan terpaksa diserahkan ke Situ Patenggang. Ketika itu, mata air Pelabuhan Bulan memang menjadi rebutan. Sebab melalui mata air itulah keberadaan danau yang ada di kawasan Katapang (Situ Burung) terjaga. Sesuai kesepakatan, bila Ki Jenggot berhasil dikalahkan, maka sumber mata air Situ Burung itu akan diserahkan ke Situ Patenggang.

Maka dalam sebuah pertarungan, Ki Jenggot berhasil dikalahkan oleh salah seorang jawara Situ Patenggang. Dan sesuai kesepakatan, maka mata air Pelabuhan Bulan ditutup. Otomatis, lambat laun air danau mengering. Sejak itulah kawasan itu dinamakan Situ Burung, yang artinya danau tidak jadi. Setelah air danau kering, areal yang luas itu dijadikan pesawahan penduduk sekitar. “Sumber mata air itu masih ada di sekitar Pelabuhan Bulan,” terang Asep Taufik.

Menurut Asep, yang menutup mata air Pelabuhan Bulan adalah seekor ikan lele gaib raksasa. Beberapa saksi konon pernah melihat ikan itu terlihat di Situ Patenggang. Meski begitu, jelas Asep, kawasan Situ Burung bisa menjadi danau kembali bila terjadi 10 kali hujan besar. Bila itu terjadi, maka Situ Burung akan tergenang dan menjadi danau kembali. “Karena mata air itu ditutup, maka danau Situ Patenggang masih ada sampai sekarang,” ujarnya. ***


Sumber: http://ekorisanto.blogspot.com/2009/08/jejak-mistik-situ-burung.html

Belum ada Komentar untuk "Jejak Misteri Danau Situ Burung Yang Terletak Di Bogor Barat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

RajaBackLink.com

Iklan Tengah Artikel 1

www.domainesia.com

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel